Khamis, 18 Disember 2008

Nenek, Aku Cucumu...

Aku cucumu berkisah sendiri, Nenek
Memandang pilu hakikat kini

Ketika jasadmu masih bernyawa
Kulihat anak-anakmu erat kasih mereka
Ramah dan mesra bukan hanya ketika kenduri-kendara
Saling bermaafan bukan hanya ketika musim perayaan
Saling memelihara ikatan persaudaraan
Cucu-cucumu bermain bersama
Ada aku di antara mereka
Hilai tawa memecah suasana
Kulihat kau tersenyum mesra memandang kami, memandang aku
Ada kebahagiaan di riak wajah kedutmu
Ada kepuasan di cengkung matamu

Masih kuingat
Tanganmu kupimpin melewati titi
Kerana kautakut peningmu menyapa
Berpusing dunia kaurasa
Begitu kau mengadu kepadaku

Berulang-alik kita bersama
Menemui tuan doktor setiap purnama
Hingga akhirnya
Pening pusingmu ditemui punca

Kuseka air mata yang terasa hangat
mengalir di pipiku yang masih muda

Kini sedasawarsa kau menghadap Ilahi
Selama itulah jua kasih semakin surut
Selama itulah ikatan yang digenggam semakin terlerai

Apalah guna jika manis di bibir
Hanya ketika poket kesempitan
Apalah guna jika manis di wajah
Tapi jiwa penuh kepura-puraan

Alangkah indah ketika kaumasih ada
Kau umpama magnet yang bisa menarik keturunanmu bersatu

Moga kaudamai di sana
Al-Fatihah buatmu, Nenekku.

Tiada ulasan: